Menjadi Dewasa

Akan tiba saatnya kita akan terusik oleh sekitar kita. Akan ada saatnya kita harus menyeruak keluar dari zona aman kita. Entah apa alasannya, atau bilamana terjadinya, kita pasti merasa rapuh, lemah, diremehkan, dan tak berarti. Momen dimana akan ada banyak perenungan, kebingungan, pertanyaan, dan mungkin juga, jawaban. Atau mungkin juga tidak.

Singkat kata, ketidakpuasan akan hidup kita. Seberapapun pencapaian yang telah kita dapat, seberapapun orang yang telah kita kenal. Entah itu kekayaan, status sosial, prestasi, atau, apapunlah. Segala hal yang kita anggap seharusnya bisa jadi lebih baik. Mungkin kita terlalu naif untuk menyadari semua hal baik yang terjadi di sekitar kita, seberapa jauh kita sebenarnya harus bersyukur. Namun, entahlah. Ini fase yang setiap manusia normal di muka bumi ini lalui. Mencari jati diri. Mencari tujuan keberadaan kita di tengah miliaran orang dengan pencarian yang sama.

Tapi hal yang salah selalu terjadi. Kita menjadi orang lain. Kita benci menjadi diri sendiri, yang kita anggap tak akan berarti, tak akan punya tempat di dunia. Lalu setelah mengalami banyak kesalahan, kita betransisi perlahan. Pada momen kita siap dan diizinkan untuk memulai sesuatu yang baru, beberapa hal memang harus berubah. Kita harus siap untuk melakukan hal-hal yang baru, sudah pasti ada hal-hal yang belum pernah kita lakukan. Tapi itu memang wajar dan harus terjadi.

Segalanya sudah siap dan menanti. Tapi mengapa? Keraguankah? Mengapa harus ragu? Ini bukan hanya tentang mengizinkan, ini tentang menaruh kepercayaan. Ini tentang melepaskan segala kekhawatiran akan ketidakpastian. Seseorang sudah tentu harus berjalan sendiri. Mungkin waktu yang belum tepat alasannya? Bahwa semua akan terjadi pada waktunya? Kita tidak bisa terus menunggu, jika kekhawatiran dan keraguanlah yang membuat kita menunda. Kita bukanlah peramal, tak sedikitpun dekat dengan pembaca pikiran. Kita tak akan tahu apa yang menanti di akhir sana, tapi itu tak seharusnya menghentikan kita untuk memulai. Dan siapa kita untuk menentukan kapan saat yang tepat dan kapan saat yang salah untuk memulai?

Ya, semua orang berbeda, dalam setiap kondisi. Kita tak tahu, dan takkan pernah, apa yang orang lain telah lalui sampai saat ini. Tapi manusia tidak beralasan untuk dibandingkan. Kita memiliki hidup sendiri, hanya kita yang tahu pasti kapan tiba saatnya kita berubah, dan mengambil resiko.

Selain itu, hei, resiko tidak selalu berakhir buruk kan?

Leave a comment